New Bluebox, Seri Terbaru Kiprok DC Dari Bengkel L12 Untuk Yamaha Scorpio

,

New Bluebox adalah versi kedua Kiprok DC buatan bengkel L12 dari Sawangan, Depok. Versi kedua ini adalah penyempurnaan kiprok DC L12 versi sebelumnya. Seperti yang sudah diketahui secara umum, terutama oleh pengguna scorpio, Kiprok DC L12 adalah produk plug-n-play untuk pengguna scorpio yang ingin merubah arus kelistrikan tunggangannya dari AC ke DC tanpa harus otak-atik spull. Cukup pasang kiprok ini menggantikan kiprok standard, kemudian sedikit rubah jalur lampu, dan grenggggg… pio sudah berarus DC.

1

New Bluebox sudah terpasang di pio

Dibanding versi yang terdahulu, dimensi kiprok ini lebih besar. Mungkin sebutannya New Big Bluebox kali yachh 😀 dengan warna biru muda. Dari segi desain masih sama, dan belum ada bracket atau semacam bagian untuk pemasangan yang nyaman di motor, jadi mesti pinter2 kita sendiri memposisikannya di tempat yang aman dan tidak mengganggu kinerja kiprok itu sendiri maupun bagian lain dari motor. Saya pasang dengan cara menaruhnya di space kecil di bawah jok, bersebelahan dengan kapasitor bank buatan sendiri.

2

Pemasangan Skun

Dalam paket penjualannya, tidak menyertakan socket. Tidak seperti versi yang terdahulu dimana sudah include socketnya. Kebetulan saya punya socket nganggur dan beberapa male skun yang bagus. Ada tips dalam menambahkan socket, yang terpenting adalah skun-nya pakai yang bagus dan tebal. Merk YG atau Utilux bisa dijadikan pilihan. Di pasaran, skun ini per pasangnya antara 3rb – 4rb rupiah, sehingga per bijinya sekitar 1,500 rupiah. Pakai yang male skun nya aja. Kalau skun yang kualitas murah, per biji nya hanya sekitar 500 rupiah atau 1000 rupiah per pasang.

3

New Bluebox vs Old Bluebox

Perbedaan Dengan Old Bluebox

Selain dari dimensi, spesifikasi teknisnya sendiri juga berbeda dengan versi pendahulunya. Di versi yang baru ini limiter tegangan ada di kisaran 15v. Tertinggi saya capai dengan beban hanya headlamp low-beam 10W, mencapai 15,6v – 15,8v. Sedangkan versi yang lama dengan beban yang sama bisa mencapai 17,5 – 17,7v. Tentunya voltase ini didapat setelah kondisi aki full dan motor dipakai sambil jalan. Kalau aki belum full, belum akan dicapai tengangan sekian.

New Bluebox ini saya gunakan untuk menggantikan Old Bluebox yang menurut saya dengan beban kelistrikan yang semuanya LED dan tidak terlalu besar, dengan old blue box dikhawatirkan aki overcharge. Setiap perjalanan, old bluebox pun masih ikut dalam daftar kelengkapan yang dibawa sebagai cadangan. Dan kadang saya pakai ketika mengaplikasikan beban yang besar, seperti ketika headlamp pingin coba pake yang standard halogen 35W/35W atau ketika lampu belakang LED mati dan mesti pake yang pijar biasa (5W/21W).

Saran Saya

Saran saya untuk produsen Kiprok DC L12 ini antara lain:

  1. Pikirkan di generasi berikutnya untuk bracket / dudukan biar pemasangannya lebih easy dan rapi.
  2. Produk yang baru lebih besar, mungkin di generasi berikutnya bisa diperkecil dengan memanfaatkan komponen integrated circuit yang lebih kecil dan lebih ringkas.

Yang Perlu Diperhatikan

Setiap memasang peralatan listrik banyak hal yg mesti diperhatikan, karena mungkin hanya kesalahan kecil tapi malah jadinya berabe. Listrik motor sangat terbatas, kapasitas AKI pun untuk pio hanya 7,2Ah atau untuk motor-motor lain seperti bebek dan matik malah lebih kecil lagi. Jadi beban maksimal yang boleh diaplikasikan pun tidak boleh melebihi kapasitas aki, karena akan berakibat aki tidak kebagian arus pengisian. Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan:

  1. Kondisi aki. Aki baru mungkin 100% bisa 7,2A, tapi aki yang sudah berumur apalagi soak, mungkin kurang dari itu. Aki dianggap soak dan sudah harus diganti apabila kapasitasnya hanya tinggal 40%, artinya ketika di charge sampai penuh, ya cuman 40% nya aja. Kalau memang aki sering drop, bukan berarti kiprok tidak bisa mengecharge, mungkin aki nya yang tidak mau di charge. Aki yg tinggal 40% atau sekitar 2,8Ah ya di charge sampai penuh juga akan cuman segitu aja, dan dipake sebentar pasti sudah drop.
  2. Kabel-kabel & socket. Ini mutlak, pakai socket yang bagus, sambungan yang bagus, dan kabel yang bagus juga. Arus DC itu rawan loses (kehilangan arus), jadi kalau kabelnya jelek, daya hantarnya jelek, otomatis juga tidak maksimal. Cari kabel dengan inti tembaga murni serabut dengan ukuran AWG sesuaikan dengan kebutuhan. Cari juga kabel yang isolatornya dari material yang baik, terutama tahan panas dan tahan air. Untuk sambungan juga pastikan tersolder dan pakai hot shrink tube, jangan pake listrik isolasi biasa, karena isolasi  biasa, tidak tahan panas. Dan pastikan sambungan-sambungan tersebut di solder dengan baik, juga pada skun-skun, pastikan ter crimp dan tersolder dgn baik serta diberi hot shrink tube.
  3. Rajin check-up. Rajin-rajinlah mengecheck pengkabelan. Paling tidak 1-2 bulan sekali berbarengan dengan cek aki (buat pengguna aki basah). Cara cek cukup lepas socket-socket, besihkan dengan contact cleaner dan pasang kembali. Untuk check sambungan, pastikan hot shrink tube tidak pecah/sobek.
  4. Pasang Voltmeter. Hukumnya wajib ketika sudah banyak yg kita rubah di kelistrikan, paling tidak gejala awal ketidakberesan bisa terdeteksi lewat voltmeter ini.

Untuk testing dan review penggunaannya, tunggu artikel selanjutnya 😀

6 replies
    • Khoirul Imamudin says:

      sejauh ini saya coba fine-fine aja, namanya buatan manusia, pasti ada miss nya satu atau beberapa dari sekian banyak yg dibuat. monggo dikonsultasikan ke pembuatnya langsung saja. saya juga disini hanya sebagai konsumen yang mereview sebuah produk. trm kasih.

      Reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.